Sebagai contoh, dalam lampu neon, gas neon digunakan karena sifatnya yang tidak reaktif. Ketika arus listrik dilewatkan melalui gas neon, elektron dalam gas tereksitasi dan memancarkan cahaya. Warna cahaya yang dipancarkan tergantung pada jenis gas mulia yang digunakan.
Selain itu, pemahaman tentang struktur atom juga penting untuk memprediksi reaktivitas gas mulia. Gas mulia cenderung tidak bereaksi dengan unsur lain karena kulit elektron terluarnya sudah penuh. Hal ini membuat gas mulia menjadi gas yang ideal untuk digunakan dalam reaksi kimia di mana reaktivitas yang rendah diperlukan.
Dengan demikian, pemahaman tentang struktur atom sangat penting dalam soal tentang gas mulia. Struktur atom dapat membantu kita memahami sifat dan perilaku gas mulia, memprediksi reaktivitasnya, dan merancang aplikasi praktis yang melibatkan gas mulia.