Hubungan antara motivasi karakter dan pokok persoalan dalam cerita disebut sangatlah signifikan. Pokok persoalan memunculkan konflik dan ketegangan dalam cerita, sedangkan motivasi karakter menjadi penggerak yang menentukan bagaimana tokoh merespons konflik tersebut. Dengan memahami motivasi karakter, pembaca dapat memahami alasan di balik tindakan dan keputusan tokoh, sehingga dapat mengapresiasi kompleksitas dan kedalaman cerita.
Misalnya, dalam novel “Pride and Prejudice” karya Jane Austen, tokoh utama Elizabeth Bennet memiliki motivasi yang kuat untuk mempertahankan kehormatan dan martabatnya. Motivasi ini memengaruhi keputusannya dalam menghadapi lamaran pernikahan dari Mr. Collins dan Mr. Darcy. Pembaca dapat memahami mengapa Elizabeth menolak lamaran Mr. Collins yang menguntungkan secara finansial, namun menerima lamaran Mr. Darcy yang awalnya dianggapnya sombong, karena motivasi utamanya adalah mempertahankan prinsip dan kebahagiaannya.
Memahami motivasi karakter tidak hanya penting untuk analisis sastra, tetapi juga memiliki signifikansi praktis dalam kehidupan nyata. Dengan memahami motivasi orang lain, kita dapat berkomunikasi secara lebih efektif, membangun hubungan yang lebih baik, dan menyelesaikan konflik secara konstruktif.
