Pembagian permainan berdasarkan jenis kelamin juga dapat mencerminkan keterampilan dan aktivitas yang dianggap tepat untuk anak perempuan dan anak laki-laki. Engklek, yang membutuhkan keterampilan melompat dan keseimbangan, mungkin dipandang sebagai permainan yang sesuai untuk anak perempuan, sementara permainan lain, seperti sepak bola atau layang-layang, dipandang lebih cocok untuk anak laki-laki.
Pembagian permainan berdasarkan jenis kelamin juga dapat dikaitkan dengan pembagian ruang publik dan privat. Engklek, sebagai permainan yang biasanya dimainkan di halaman belakang atau di dalam rumah, dapat dilihat sebagai cerminan dari peran tradisional perempuan dalam ruang domestik.
Seiring waktu, pembagian permainan berdasarkan jenis kelamin dapat berubah seiring dengan perubahan norma dan nilai sosial. Di banyak masyarakat, anak perempuan sekarang lebih banyak berpartisipasi dalam permainan dan aktivitas yang sebelumnya didominasi oleh anak laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa permainan, termasuk engklek, dapat menjadi cerminan dan sekaligus pendorong perubahan sosial dan gender.