Prinsip teknologi protektif diterapkan dalam desain bangunan dan infrastruktur agar lebih tahan terhadap kerusakan akibat bencana alam atau kecelakaan. Bangunan dirancang dengan struktur yang kuat, fondasi yang kokoh, dan bahan yang tahan api. Infrastruktur seperti jembatan dan jalan raya dibangun dengan mempertimbangkan ketahanan terhadap gempa bumi dan banjir.
Teknologi protektif mencakup sistem proteksi kebakaran yang komprehensif, seperti detektor asap, alat penyiram otomatis, dan pintu tahan api. Sistem ini dirancang untuk mendeteksi dan memadamkan kebakaran pada tahap awal, sehingga dapat meminimalkan kerusakan dan kerugian.
Teknologi protektif juga berkontribusi pada perlindungan lingkungan dengan mengurangi kerusakan akibat polusi, limbah, dan degradasi sumber daya alam. Misalnya, teknologi pengolahan air limbah mencegah pencemaran sumber air, sementara teknologi energi terbarukan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan dampaknya terhadap perubahan iklim.